FIGO, THE GREEDY SAINT OR THE POOR JUDAS?

Pengkhianat. Dalam hal apapun merupakan tidakan yang sangat di benci. Suatu tindakan yang kadang tidak bisa di maafkan seumur hidup oleh beberapa orang. Ketidak-setiaan bertolakbelakang dengan kejujuran, kesetiaan dan sikap menerima apa adanya. Pun masalah ini berkaitan erat dengan kepercayaan.
Di Barcelona, terdapat beberapa pemain yang menyebrang ke Real Madrid. Ada pula pemian Real Madrid yang bermain di Barcelona. Meski sama-sama bersikap profesional, tetapi rivalitas itu masih ada. Yang pasti di level fans rivalitas akan selalu ada.



Publik Barcelona tidak akan lupa akan kasus Luis Figo. Bagaimana sang pemain yang di elu-elukan seluruh isi Camp Nou, tiba-tiba berpaling ke Real Madrid. Bahkan kasus Figo mendapat perhatian lebih, daripada kasus Michael Laudrup yang merupakan tim inti dari skuad The Dream Team asuhan Johan Cruyff atau pemain asal Argentina yang di juluki Si Kelinci, Javier Saviola. Hal tersebut terjadi karena pada saat itu Barcelona sedang dalam pemilihan presiden dan kepindahan Figo adalah tamparan yang sangat keras terhadap semua kandidat.  Jika melihat rekor transfer Figo, selalu ada kontroversi dalam kepindahannya.
Pemain asal Portugal ini didatangkan dari klub Portugal, Sporting CP seharga 2,25 juta poundsterling, setelah sebelumnya Figo terkena larangan bermain di klub asal Italia karena menandatangani 2 buah kontrak dari 2 buah klub berbeda, Juventus dan A.C. Parma. Larangan ini kemudian tidak berlaku karena pada tahun 2005 Figo bermain di Inter Milan dengan status free transfer.

Panasnya kepindahan Figo sangat terasa pada laga el clasico 24 November 2002, Figo dilempari oleh botol-botol minuman, bola golf, korek api, sampah dan kepala babi ketika Figo akan mengambil tendangan sudut di area yang biasa di penuhi oleh Ultras. Pelatih saat itu Louis van Gaal berkata bahwa Figo memprovokasi fans Barcelona dengan mengulur-ulur waktu ketika akan mengambil tendangan sudut. Pertandingan pun sempat terhenti selama 12 menit dan polisi anti huru-hara mengamankan para pemain Real Madrid. Pihak Barcelona mendapat teguran keras akibat kejadian tersebut oleh Federasi Sepakbola Spanyol dan di kenai denda 4.000 Euro pada tahun 2005, 3 tahun setelah terjadi karena lamanya proses pengadilan.
Kepala Babi yang Dilepar, Dipajang Saat Acara Zeche Zollverein di Essen, 2004
Insiden yang berkesudahan seri 0-0 ini, disebut oleh Marca sebagai "The Derby Of Shame", Derby yang memalukan.Kejadian memalukan ini dikarenakan Real Madrid menjuarai Liga Champion setelah menundukan Bayern Leverkusen di final oleh gol semata wayang Zizou. Ada kecemburuan dari fans Barcelona, karena Barcelona pada saat itu dalam keadaaan terpuruk di liga maupun di level Eropa.
Di el calsico 2 tahun sebelumnya pada Oktober 2000, sambutan fans terhadap Figo hanya berbentuk spanduk bertulisan "We Hate You, Because We Love You So". Tidak berakhir ricuh.

Figo yang pernah bermain sebanyak 172 laga La Liga berkostum Barcelona ini menyatakan kesetiaannya pada Barcelona beberapa hari sebelum Real Madrid mengumumkan pembelian Figo. Dengan nilai transfer sebanyak 37,5 juta poundsterling, Figo hanya sekenario dari Perez untuk mengikat fans Real dalam pemilihan presiden. Tawaran dari Real pun sebenarnya telah di ketahui oleh manajemen Barcelona. Pun Figo mengatakan kepada manajemen bahwa dirinya akan berfikir tentang tawaran dari Real Madrid. Namun sepertinya tindakan Figo tersebut disalah-artikan oleh manajeman. Manajemen terlalu sombong dengan keyakinan bahwa Figo tidak akan pindah ke Real Madrid dengan alasan apapun karena Figo telah menyatakan kesetiaannya. Seharusnya manajemen berfikir lebih jauh.




Pada suatu wawancara setelah kepindahannya ke Inter Milan , Figo berkata bahwa janji kesetiaan pada Barcelona itu bukan kebohongan. Tetapi manajemen Barcelona yang terkesan membiarkan. Figo beberapa kali ingin bertemu para kandidat pemilihan presiden untuk membicarakan masalah penawaran dari Real Madrid, tetapi mereka tidak ada yang bersedia bicara dengan Figo. Hal ini yang membuat Figo memutuskan pindah ke Real Madrid. Figo pada saat itu harus memikirkan karir sepakbolanya. Suatu hal yang logis bagi saya jika alasan tersebut memang yang terjadi.

Tetapi ada beberapa sumber yang berkata bahwa kepindahan Figo dikarenakan masalah prestasi. Dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 hanya mendapatkan gelar Winners Cup di tahun 1996/97, La Liga 1997/98 1998/99, Piala Super Spanyol tahun 1996, Piala Super Eropa tahun 1997. Mungkin karena kurang suksesnya Barcelona membuat Figo hengkang.
Pada musim panas tahun 2000, Figo didatangi langsung oleh Florentino Perez ketika dirinya sedang berlibur di Italia. Perez mengungkapkan semua rencana dia jika dirinya terpilih menjadi presiden Real Madrid. Beberapa pemain top akan di boyong ke Bernabeu yang akan membuat peluang menjuarai segala kejuaraan terbuka lebar. Bukankah selain materi, prestasi pun menjadi incaran setiap pemain?

Pun ada spekulasi lain yang berkembang. Agen Figo pada saat itu memberi kepastian dan menandatangani kontrak tidak resmi dengan Perez bahwa Figo akan pindah ke Real Madrid. Dalam klausul kontrak tersebut, di sebutkan jika Figo mangkir dari kontrak tersebut dan tetap bersama Barcelona, maka Figo dikenai penalti sebesar 19 juta poundsterling kepada pihak Perez. Perlu diketahui, Perez dalam janjinya di pemilihan akan memboyong Figo ke Bernabeu dan jika Figo gagal di datangkan, maka Perez akan mengembalikan uang untuk 70.000 tiket. Suatu tindakan berani yang bahkan LOrenzo Sanz, saingan Perez dalam pemilihan presiden pun skeptis terhadap janji Perez mengingat Figo adalah sentral dalam tim Barcelona.

Kontroversi Figo berlanjut setelah pemerintah Spanyol mngumumkan bahwa Luis Figo memiliki pajak yang belum terbayarkan ketika masih bermain di Spanyol. Sepertinya Figo tidak bisa jauh dari kontroversi dan uang dalam jumlah besar. Figo, The Greedy Saint or The Poor Judas?